Bos Shopee & Bukalapak Sebut UMKM Jadi Medan Perang Baru Para Unicorn

Layanan ride hailing Gojek lagi Grab mulai serius menggarap pemberian end to end bagi usaha mikro lumat lagi menengah atau UMKM. Bos Shopee lagi Bukalapak pun menjelaskan dalih sektor itu bisa menjadi medan perang para unicorn terutama saat new natural.
Presiden Komisaris SEA Group Pandu Sjahrir mengatakan UMKM diibaratkan bak 'cawan suci' alias holy grail di berbagai sektor digital, baik fintech maupun e-commerce. "Semakin adi perkembangan UMKM, semakin adi perkembangan ekonomi Indonesia dekat luar Jakarta dan itu penting sekali," ujar Pandu dalam Bicara Data Virtual Series: Episode Baru Bisnis Startup Akibat Covid-19, Jumat (12/6).
Dia pun menilai strategi Gojek maupun Grab akan fokus menggarap sektor UMKM wujud berdampak positif dalam masa akan atas asal, istimewanya ekstra dalam menyambut lumrah hangat. Selain itu, kompetisi para unicorn wujud semakin bagus untuk nasabah.
Apalagi, Pandu melanjutkan, fasilitas end to end nan dibuat perusahaan teknologi terbilang dapat mendorong efisiensi nan berkenan membantu dari segi biaya bagi biang keladi usaha dan pelanggan."Sekudunya ini bisa melangsungkan kita semua menjadi lebih berkenan membantu bagai ekosistem," ujar Pandu.
(Baca: INDEF: Dorong UMKM selanjutnya Catatan Program Pemulihan Ekonomi Nasional )
(Baca: Siasat UMKM Lewati Pandemi)
CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin mengatakan inovasi kedua pemain ride hailing itu merupakan langkah yang baik bagi perusahaan tersebut untuk merebut pasar dalam tengah pandemi. Namun, perusahaan tak merasa tersaingi karena pasarya cukup besar.
Selain itu, perusahaan mendapat strategi eksklusif demi merebut pangsa pasar UMKM. Salah individual bersama menggandeng logistik selanjutnya keuangan.
"Saya yakin akan ada tempat buat semua, karena pasar kita itu hebat sekali," ujar Rachmat.
Sebelumnya, Eksekutif senior Gojek akan enggan disebutkan namanya mengatakan perbisnisan ingin berfokus membantu bisnis lumat dekat Indonesia dekat tengah krisis balasan pandemi corona. “Gojek ingin menjembatani kesenjangan antara UMKM bersama perbisnisan teknologi global,” demikian dikutip dari CNBC Internasional, Kamis (11/6).
Apalagi, Gojek beres memperoleh pendanaan daripada Facebook beserta PayPal pada pekan lalu. Raksasa teknologi terkemuka secara mendukung Gojek mendorong pertumbuhan ekonomi digital di Asia Tenggara, memakai fokus pada penyajian pembayaran beserta keuangan.
Di sisi lain, para ahli mengatakan pertindakanan teknologi global butuh pemahaman lokal adapun mendi dalam terkait pasar dari Asia Tenggara. Oleh karena itu, Gojek dinilai bisa menjadi jalan bagi Facebook bersama PayPal menurut merambah pasar Indonesia. “Pasar kami secara fundamental terdiri dari UKM,” kata CEO GoPay Aldi Haryopratomo saat wawancara lewat jurnalis CNBC Internasional Saheli Roy Choudhury.
(Baca: Grab Ramal UMKM Ramai-ramai Beralih ke Layanan Digital Saat New Normal)
Dalam tiga bulan terakhir, 100 ribu UMKM bergabung bersama ekosistem Gojek. Padahal, sebelumnya perkeaktifanan butuh waktu dua tahun bagi menggaet 500 ribu UMKM. Hal itu menunjukkan bahwa semakin berlimpah UMKM bahwa merambah penyajian digital balasan pandemi corona. “Kami ingin membantu pedagang mesesudahi masa krisis ini. Apakah itu bersama menyediakan penyajian pesan-antar makanan, logistik, pembayaran, lagi bahkan akses ke platform,” kata Aldi. Di sisi lain, UMKM ingin mengakses penyajian teknologi seperti Google, Facebook, lagi PayPal. Gojek pun berperan sebagai jembatan bagi pedagang sedikit bersama perkeaktifanan teknologi global. Semaksimal ini, sekitar 50% melalui transaksi di platform Gojek menggunakan penyajian GoPay. Selain itu, lebih melalui setengah juta mitra penjual menerima penyajian pembayaran melalui GoPay. Untuk memperbesar pangsa pasar, Gojek agak mengakuisisi startup penyedia penyajian kasir (point of sales/POS), Moka. "Kami ingin berprofesi organisasi bahwa memberikan solusi holistik bagi para pedagang bagi mengembangkan bisnis mereka," kata Aldi. Adapun Grab kontemporer saja menggelongsorkan aplikasi khusus bagi mendukung UMKM yaitu GrabMerchant. Semaksimal ini, 80% mitra penjual di Grab sudah bergabung di penyajian anyar itu. Perkeaktifanan penyedia penyajian on-demand tersebut menyadari bahwa masyarakat mulai beralih ke penyajian berbasis digital balasan pandemi corona. Hal itu bagi menekan penyebaran virus corona. “New lazim masyarakat berlimpah bergantung atas penyajian digital. Permintaan buat lebih keras,” kata Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi saat konferensi pers, Kamis (11/6). Berdasarkan informasi bahwa ia terima, sekitar 40% UMKM di Asia Tenggara sudah beralih ke penyajian online. Beberapa di antaranya mengandalkan aplikasi, website, media sosial, atau marketplace lainnya. "Di Indonesia sekadar 13% bahwa sudah digital," kata Neneng.