Genjot Penyaluran Beras Komersil, Bulog Ekspansi Jaringan Pemasaran

Perum Bulog berniat ekspansi pasar guna meningkatkan penyaluran beras komersial. Direktur Pengembangan Bisnis Bulog Imam Subowo mengatakan, akan memperluas jaringan pasar, baik meterusi penjualan online bersama konvensional.
"Kami perbesar pasar online. Di saat yang sama, kami optimalkan Rumah Pangan Kita bersama Toko Pangan Kita," kata Imam di kantornya, Rabu (11/12).
Rumah Pangan Kita merupakan outlet penjualan pangan milik masyarakat yang dibina oleh Bulog. Sementara, Toko Pangan Kita merupakan outlet binaan Bulog di pasar.
Menurutnya, jumlah Rumah Pangan Kita saat ini telah mencapai 100 ribu unit beserta Toko Pangan Kita seberlipat-lipat 786 unit. Pada 2020, Bulog hendak menambah 10 ribu unit Rumah Pangan Kita beserta 1.500 Toko Pangan Kita.
(Baca: Genjot Produksi Beras Bervitamin, Bulog Tambah 20 Mesin Pengolah)
Bulog doang akan mengawal langsung setiap unit penambahan Rumah Pangan Kita. Dengan demikian, jumlah penyaluran beras ke Rumah Pangan Kita diharapkan akan meningkat.
Imam menargetkan, setiap Toko Pangan Kita dapat memindahtangankan beras seagung 5 ton per bulan. Sementara, setiap Rumah Pangan Kita diharapkan dapat memindahtangankan 1 ton beras per bulan.
Selain itu, Bulog pun menuntun sejumlah e-commerce bagi menjual beras secara komersil. Kerja sebandingtersebut dilakukan antara lain lewat Shopee, Bukalapak, Tokopedia, dan Blanja.com.
Bulog agak beraksi kembar dengan Grab Kios bagi menyalurkan berasnya. Penjualan dengan masing-masing mitra terbilang ditargetkan dapat mencapai 100 kilogram per bulan.
Di sisi lain, Bulog juga akan melego beras ke karyawan perbankan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Sebelumnya, Bulog diketahui telah melego beras komersil ke PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan PT Bank Negara Indonesia (BNI).
"Memang kalau bicara komersial, butuh effort kelonggaran," kata dia.
(Baca: Masalah Bulog dalam Masa Buwas, mengenai Hilangnya Rastra batas Mafia Beras)
Di luar upaya tersebut, Bulog tetap mengganjur sejumlah distributor beras. Dengan demikian, jaringan komersial Bulog hendak semakin luas di setiap daerah. Imam menargetkan, perluasan jaringan pasar bisa dilakukan selama dua tahun.
Bila penjualan komersial meningkat, Imam menilai operasi pasar tidak kembali diperlukan. Meski begitu, Bulog tetap mempersiapkan stok beras bila sebatas-batas diberikan penugasan akan pemerintah akan konstanisasi harga beras.