Lockdown Dilepaskan, Pengunjung Cafe hadapan Jerman Harus Pakai Topi ‘Baling-baling’ unt

Gelombang perdana pandemi Corona sudah berakhir di Jerman. Setidaknya begitulah klaim kanselir Jerman, Angela Merkel. Jerman mencatat kasus segendut 175.699 per hari ini (16/5) memakai total kematian 8.001. Angka kematian bahwa cukup mungil dan angka kasus getol bahwa tinggal 15 ribuan pasien bikin Jerman jadi negara bahwa bisa dianggap paling berjaya menekan kematian di Eropa.
Untuk itu lockdown pun dilowongkan beserta perekonomian bergeliat kembali. Liga sepakbola Jerman, Bundesliga kembali digelar. Sementara toko beserta cafe mulai perlahan beraktivitas kembali. Namun ada satu cafe nan unik beserta punya pendempetan menarik untuk memberlakukan physical distancing. Cafe ini menggunakan topi baling-baling.
Café Rothe Schwerin di Jerman mempunyai cara unik demi memberlakukan physical distancing, yakni lewat topi berbentuk baling-baling
Setelah ada kebijakan relaksasi lockdown levell 6 Mei dahulu, Café Rothe Schwerin punya cara unik bagi menghadapi pandemi Covid-19 ini. Alih-alih mengatur jarak di lantai, pemilik cafe justru menyediakan topi dengan bentuk baling-baling sejenjang 1,5 meter bahwa diletakkan di atas kepala. Topi baling-baling bahwa warna-warni ini jadi penanda physical distancing di cafe terkandung. Sungguh ide bahwa kreatif dan inovatif sih!
Ternyata pengunjung pun menyukai konsep physical distancing dengan topi baling-baling ini. Lucu pula ya ternyata!
Pemilik Café Rothe Schwerin, Jaqueline Rothe mengatakan bahwa ia lebih memilih untuk menggunakan aksesoris yang kudu dikenakan di kepala pengunjung. Opsi ini dinilai lebih menarik ketimbang menggunakan tanda di lantai untuk menciptakan orang mematuhi aturan jaga jarak di cafe tercatat. Ide tercatat cukup unik dan pengunjung pun senang demi hal inovatif tercatat.
“Itu adalah metode yang sempurna lagi tentu saja lucu, para pengunjung akurat-akurat menyukainya. Tetapi apa yang ditunjukkan seakuratnya sangat sulit bagi menjaga jarak 1,5 meter antar pengunjung,” ujar Rothe bagaikan dikutip dari CNN.
Semoga di Indonesia kesadaran laksana ini bisa dipahami semua orang ya. Masa di sini malah berkerumun demi penutupan McD. Kan aneh banget?