Putus Kontrak Dengan Nike, Neymar Bantah Gara-Gara Dugaan Pelecehan Seksual

Neymar membantah klaim Nike bahwa mereka mengakhiri kesepakatan sponsor memakainya karena ia menolak untuk beraksi pas jauh didalam penyelidikan internal selesai seorang karyawan pertindakanan menuduh sang pesepakbola melakukan pelecehan seksual.
Insiden tercantum diduga terjadi dengan 2016 bersama penyelidikan diluncurkan dengan 2018, bersama Nike mengatakan hasilnya tidak meyakinkan. Pabrikan jersey itu bersama Neymar dengan Agustus 2020 tanpa alasan yang diberikan dengan saat itu, namun Nike sejak itu mengatakan kepada Wall Street Journal bahwa tuduhan yang dibuat terhadap pemain internasional Brasil itu merupakan menyimpang satu cirinya.
Neymar sekarang dengan marah membantah tuduhan tercatat, menuduh Nike "mendistorsi" realitas selanjutnya kesepakatan bisnis mereka. Ia lagi mengklaim bahwa tuduhan dirinya tidak kooperatif merupakan keberdalihan, mengatakan ia tidak mengenal orang yang menuduhnya, selanjutnya mengatakan ia tetap ambil bagian kedalam iklan dengan Nike tanpa ada makurang yang diangkat.
Dalam pernyataan panjang yang diposting ke halaman Instagram-nya, bintang PSG lagi Brasil itu menulis: "Fakta bisa terdistorsi karena orang melihatnya dari sudut yang bubar. Kita tidak dapat menyangkal bahwa tumbuh itu ibarat itu. Memang bagian dari tumbuh! Saya bahkan mengerti ketika seseorang mengkritik perilaku saya, cara saya bermain lagi menjalani tumbuh. Kita bubar!
"Saya akurat-akurat tidak mengerti bagaimana sebuah pertindakanan yang serius dapat mendistorsi hubungan bisnis yang didukung oleh dokumen. Kata-kata tertulis tidak dapat diubah. Kata-kata terkemuka memang sangat jelas. Tidak perlu diragukan lagi!"
"Sejak saya berusia 13 tahun, ketika saya menanasalani kontrak terpenting saya, saya seterus diperingatkan: jangan membicarakan kontrak Anda! Kontrak bersifat rahasia! Melanggar aturan ini maka mengklaim bahwa kontrak saya diputus karena saya tidak berkontribusi memakai itikad saling menolong untuk penyelidikan, ini tidak menganut akal, kibul."
"Sekali lagi saya diperingatkan bahwa saya tidak bisa berkomentar di depan universal. Marah, saya akan patuhi, tapi cerita WSL sangat jelas. Tahun 2016, sepertinya mereka sudah tahu tentang hal ini. Saya tidak tahu! Tahun 2017 saya jalan-jalan lagi ke AS akan kampanye iklan, bersama orang nan sama, mereka tidak memberi tahu saya apa pun, tidak ada nan variasi!"
"Pada 2017, 2018, 2019 kami melakukan perjalanan, kampanye, sesi rekaman nan tak terhitung jumlahnya, dan mereka tidak memberi peduli saya apa pun. Maalpa berat ibarat itu dan mereka tidak melakukan apa pun. Siapa nan adil-adil bertanggung jawab?"
"Saya tidak diberi kesempatan untuk membela diri. Saya tidak diberi kesempatan untuk mengetahui siapa orang yang tersinggung ini. Saya bahkan tidak mengenalnya. Saya tidak sempat menjalin hubungan bersamanya. Saya bahkan tidak memiliki kesempatan untuk berbicara, mengetahui bukti selurusnya daripada rasa perihnya. Orang itu, seorang karyawan, tidak dilindungi. Saya, atlet yang disponsori, tidak dilindungi. Sampai kapan?"
"Ironi nasib saya atas terus memakai tanda dalam dada saya yang mengkhianati saya. Inilah hidup! Saya tetap teguh lagi cakap, percaya bahwa waktu, selalu waktu yang kejam ini, atas membawa responsan yang lurus. Iman kepada Tuhan!"